Pengertian dan Macam-Macam Talak Dalam Islam

 


Pengertian dan Macam-Macam Talak Dalam Islam

Pengertian Talak akan menjadi tema pembahasan untuk artikel kali ini. 
Talak secara bahasa berarti melepaskan ikatan. Dalam hukum Islam, kata talak dimaknai sebagai memutuskan hubungan antara suami istri dari ikatan tali pernikahan yang sah menurut syariat agama. 

Talak bukanlah sesuatu yang menyenangkan, dan dampaknya akan ditanggung seluruh keluarga sepanjang hidup mereka. 
Oleh karena itu, sebisa mungkin kata talak dihindari, karena akan berdampak negatif terhadap seluruh keluarga terutama bagi anak-anak. Dimanapun, anak-anak yang selalu menjadi korban dalam berbagai kasus perceraian.

Ucapan Talak yang keluar ketika bersenda gurau atau bercanda tetap jatuh selagi yang dipakai adalah kata talak yang jelas. Seumpama “TALAK atau CERAI” bisa jatuh talak bila ada niat dari suami.

فَصْلٌ يَقَعُ طَلَاقُ الْهَازِلِ وَعِتْقُهُ وَكَذَا نِكَاحُهُ وَسَائِرُ تَصَرُّفَاتِهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فَلَا يُدَيَّنُ كَأَنْ قالت له في مُعْرِضِ الدَّلَالِ أو الِاسْتِهْزَاءِ طَلِّقْنِي فقال طَلَّقْتُك وَذَلِكَ لِأَنَّهُ أتى بِاللَّفْظِ عن قَصْدٍ وَاخْتِيَارٍ وَعَدَمُ رِضَاهُ بِوُقُوعِهِ لِظَنِّهِ أَنَّهُ لَا يَقَعُ لَا أَثَرَ له لِخَطَأِ ظَنِّهِ كما لَا أَثَرَ له فِيمَا لو طَلَّقَ بِشَرْطِ الْخِيَارِ له وَلِخَبَرِ ثَلَاثٌ جَدُّهُنَّ جَدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جَدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلَاقُ وَالرَّجْعَةُ رَوَاهُ أبو دَاوُد

“Dan jatuhlah talak orang yang bersenda gurau begitu juga dengan nikah dan setiap ‘akad pengelolaan hartanya secara lahir dan bathin maka tidak menjadi miliknya kembali, seperti sa’at istrinya yang bertujuan bercanda berkata “Talaklah aku..!!!” Kemudian suami menanggapi candaannya dengan berkata “Kutalak dirimu” maka jatuhlah talaknya.Yang demikian itu dikarenakan suami memakai bentuk kata “TALAK” yang tidak diperlukan lagi adanya niat dan juga keadaan ikhtiyarnya (kemauannya sendiri). Tiadalah kerelaan menjatuhkannya sesuai dengan yang dia duga tidak berpengaruh karena dugaanya dianggap salah. Dan karena berdasarkan hadits Rasululullah SAW “Tiga (3) hal yang apabila dikatakan dengan sungguh-sungguh, maka dia menjadi serius dan bila dikatakan dengan main-main, akan jadi serius pula, yaitu nikah, talak, dan rujuk.” (H.R. Abu daud).

Macam-Macam Talak dalam Islam

1. Talak Menurut Jenisnya

1. Talak mati yaitu talak yang disebabkan karena suaminya meninggal dunia
2. Talak hidup yaitu yang dikarenakan oleh suatu sebab
3. Talak Raj’i Yaitu jenis talak dimana sang suami menjatuhkan atau melafazkan kata talak satu atau pun talak dua. Sang suami boleh untuk rujuk kembali dengan sang istri, asalkan sang istri masih di dalam masa iddah. Namun bila masa iddah sudah terlampaui, maka sudah tidak diperbolehkan rujuk kembali. Jika ingin bersatu lagi, maka harus diikat dengan akad nikah yang baru.
4. Talak ba’in
Talak ba’in merupakan Jenis talak yang tidak diperbolehkan untuk rujuk kembali, jika menginginkan untuk dikawini harus dengan jalan akad nikah baru. Talak bain ada 2 macam :
  1. Ba’in Shughraa (ba’in kecil) adalah talak yang suami tidak dapat untuk rujuk kembali pada mantan istrinya, melainkan dengan akad dan mahar baru. Talak ba’in shughraa terjadi bagi istri yang belum didukhul, istri yang berkhuluk dengan menyerahkan ‘iwad (ganti rugi), talak yang dijatuhkan oleh Hakim, dan talak sebab ila’.
  2. Ba’in Kubraa (ba’in besar) Yaitu jenis talak dimana sang suami telah menjatuhkan atau melafazkan ucapan talak yang ketiga kepada sang istri. Apabila sudah sampai pada pengucapan talak ketiga, maka sang istri tidak bisa untuk dirujuk lagi oleh sang suami. Sang suami bisa menikahi istrinya kembali dengan syarat sang istri sudah menikah lagi dengan orang lain, kemudian bercerai. Jika masa iddah dari perceraian dengan suami yang kedua telah usai, maka sang suami boleh menikahinya kembali dengan akad nikah yang baru.

2. Talak Menurut Lafadznya

  1. Talak dengan lafal shorih (jelas) yaitu kata talak yang tidak harus disertai niat. Contoh: Seorang suami berkata kepada isterinya; “kamu saya talak” perkataan seperti ini adalah jelas. Maka tidaklah diperlukan niat. Ucapan seorang suami yang seperti ini baik bergurau, niat atau tidak ada niat tetap jatuh talak.
  2. Talak dengan lafal kinayah (sindiran) yaitu kata talak yang bisa jatuh jika disertai niat. Contoh: Seoarang suami berkata kepada Isterinya: “pulanglah engkau kerumah orang tuamu.” Jika suami berkata dengan sindiran, dan disertai niat, maka jatuhlah talak, tetapi jika tidak disertai niat maka tidak jatuh talak.

3. Talak Menurut Waktunya

1. Talak Sunni
Yaitu jenis talak yang dilakukan dengan mengikuti atau berdasarkan pada petunjuk yang terdapat pada Al Qur’an dan sunnah Nabi. Sang suami melakukan talak pada saat sang istri dalam kondisi suci dan belum disetubuhi. Apabila sang istri sedang dalam masa haid, maka harus menunggu sampai istrinya suci dan dalam masa suci tersebut mereka tidak melakukan hubungan suami istri.

2. Talak Bid’iy
Yaitu talak yang dilakukan sang suami tidak mendasarkan pada petunjuk yang terdapat pada Al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Sang suami menjatuhkan atau mengucapkan kata talak pada saat istri dalam keadaan haid, atau dalam keadaan suci namun sebelumnya mereka pernah melakukan jima’, atau melakukan talak pada istri langsung talak tiga. Talak semacam ini tidak dibenarkan dalam Islam dan pelakunya berdosa.

Mayoritas ulama berpendapat, talak bid’ah/bid’iy ini statusnya sah, dan dihitung sebagai talak satu. Namun suami diperintahkan untuk merujuk kembali istrinya dan menahannya sampai suci dari haid, kemudian haid lagi yang ke-2, sampai suci. Selanjutnya terserah suami, apakah dia mau menahannya ataupun mentalaknya. Inilah pendapat mayoritas ulama.


Syarh an Nawawiy ala Muslim juz 10 hal. 60 
أجمعت الأمة على تحريم طلاق الحائض الحائل بغير رضاها فلو طلقها أثم ووقع طلاقه ويؤمر بالرجعة لحديث بن عمر المذكور في الباب وشذ بعض أهل الظاهر فقال لا يقع طلاقه لأنه غير مأذون له فيه فأشبه طلاق الأجنبية والصواب الأول وبه قال العلماء كافة ودليلهم أمره بمراجعتها ولو لم يقع لم تكن رجعة فإن قيل المراد بالرجعة الرجعة اللغوية وهي الرد إلى حالها الأول لا أنه تحسب عليه طلقة قلنا هذا غلط لوجهين أحدهما أن حمل اللفظ على الحقيقة الشرعية يقدم على حمله على الحقيقة اللغوية كما تقرر في أصول الفقه الثاني ان بن عمر صرح في روايات مسلم وغيره بأنه حسبها عليه طلقة والله أعلم وأجمعوا على أنه إذا طلقها يؤمر برجعتها كما ذكرنا وهذه الرجعة مستحبة لا واجبة وآخرون هذا مذهبنا وبه قال الأوزاعي وأبو حنيفة وسائر الكوفيين وأحمد وفقهاء المحدثين وآخرون وقال مالك وأصحابه هي واجبة فإن قيل ففي حديث بن عمر هذا أنه أمر بالرجعة ثم بتأخير الطلاق إلى طهر بعد الطهر الذي يلي هذا الحيض فما فائدة التأخير  
Kifayatul Akhyar juz 1 hal. 392 
وأما طلاق البدعة فهو أن يطلقها في الحيض مختارا وهي ممن تعتد بالأقراء من غير عوض من جهتها أو يطلقها في طهر جامعها فيه بلا عوض منها وهي ممن يجوز أن تحبل ولم يتحقق حملها ودليله حديث ابن عمر وادعى الإمام الإجماع عليه والحكمة في ذلك أن الطلاق في الحيض يطول عليها العدة لأن بقية الحيض لا يحسب من العدة وفيه إضرار بها وأما الطلاق في الطهر الذي جامعها فيه فلأنه ربما يعقبه ندم عند ظهور الحمل فإن الإنسان قد يطلق الحائل دون الحامل وإذا ندم فقد لا يتيسر التدارك فيتضرر الولد والله أعلم
Hasyiyah al Jamal juz 4 hal. 360 
والبدعي حرام) للنهي عنه والعبرة في الطلاق المنجز بوقته وفي المعلق بوقت وجود الصفة إلا إذا جهل وقوعه في زمن البدعة فالطلاق وإن كان بدعيا لا إثم فيه (وسن لفاعله) إذا لم يستوف عدد الطلاق (رجعة) لخبر ابن عمر السابق وفي رواية فيه «مره فليراجعها ثم ليطلقها طاهرا قبل أن يمسها إن أراد» ، ويقاس بما فيه بقية صور البدعي وسن الرجعة ينتهي بزوال زمن البدعة
 
Jadi, perbedaan di antara dua jenis talak di atas bisa dilihat dengan sangat jelas. Talak sunni proses talak yang dilakukan berdasarkan pada petunjuk yang diberikan Allah melalui Al Qur’an dan Rasul-Nya, sedangkan talak bid’iy justru menyelisihi petunjuk tersebut. Talak yang diucapkan atau dilafalkan sang suami dilakukan tanpa mengikuti petunjuk dari Allah SWT.

Wallahu a’lam Bisshowaaaf.