DELIMA SANTRI



Alkisah.
Di Kisahkan bahwa Mbah Bungkul bernama asli Ki Ageng Supa dan ketika muallaf namanya berganti menjadi Ki Ageng Mahmudin. Dia mempuanya seorang putri bernama Situ wardah.

Suatu hari, Ki Ageng Mahmudin ini berniat menikahkan putrinya namun masih kesulitan untuk mencari siapa pasangan yang cocok. Hingga, akhirnya, Ki Ageng ini berucap sayembara. Uniknya, sayembara itu tidak diumumkan melainkan diucapkan dalam hati.

Untuk mencari siapa gerangan jodoh putrinya, Ki Ageng menghanyutkan buah delima di bantaran Kalimas. Saat ini sungai tersebut masih ada yakni berada di kawasan Jalan Darmo Kali. "Siapa yang menemukan buah delima itu, jika laki-laki akan diambil menantu menikah dengan Siti Wardah," begitu kira-kira nazar Ki Ageng Bungkul.

Kebetulan di bagian Hilir Kali Mas (saat ini kira-kira berada di Kawasan Jalan Pegirian) seorang santri Sunan Ampel sedang mandi dan menemukan buah delima tersebut. Santri itu kemudian menyerahkan buah delima kepada Sunan Ampel karena sebagai santri sangat terlarang memakan buah yang tidak diketahui asal usulnya. Hingga akhirnya, Sunan Ampel pun menyimpan buah delima tersebut.

Keesokkan harinya, Ki Ageng Mahmudin menelusuri sungai dan dijumpai sejumlah santri Sunan Ampel sedang mandi. Ia yakin, yang menemukan buah delima itu adalah salah satu dari santri ini. Hingga akhirnya, Ki Ageng Mahmudin menemui Sunan Ampel untuk menanyakan ikhwal buah delima itu.

Ki Ageng bertanya kepada Sunan Ampel apakah ada di antara para santri yang menemukan buah Delima yang hanyut di Sungai itu. Kontan saja, Sunan Ampel menjawab ada. Bahwa yang menemukan adalah Raden Paku. Raden Paku sendiri adalah anak Sunan Giri dan merupakan anggota Wali Songo yang memangku Giri Kedaton, Gresik.

Maka Ki Ageng akhirnya menyampaikan nazarnya bahwa yang menemukan buah tersebut harus dinikahkan dengan putrinya, Siti Wardah. Karena nazar bersifat wajib dilaksanakan, maka Raden Paku harus menikah dengan Siti Wardah.

Dalam 'Riwayat Surabaya, rek' dikisahkan, sebenarnya pada hari yang sama Raden Paku akan dinikahkan dengan Dewi Murtasiyah yang tak lain adalah putri Sunan Ampel. Hingga akhirnya, pada hari yang sama Raden Paku menikahi dua putri yakni Dewi Murtasiyah pada pagi harinya dan pada petang harinya menikahi Dewi Wardah, putri Mbah Mbungkul. Maka karena hubungan inilah kenapa setiap peziarah yang datang ke makam Sunan Ampel selalu mampir ke makam Mbah Bungkul.

Terinspirasi kisah buah Delima dan santri hingga lahirlah Group Facebook "DELIMA SANTRI"

https://www.facebook.com/groups/delimasantri/?fref=ts